Catatan buku resep: sejarah hidangan keluarga

Faktanya, jika buku resep sering digunakan, buku resep dapat dibaca ibarat sebuah jurnal. Untuk kebanyakan orang, catatan pada tepi halaman buku resep biasanya sederhana, seperti "Resep yang lezat!" atau "Jangan memasak ini lagi!," namun juga, mereka acap kali lebih kreatif dari ini.

Terkadang, catatan digunakan untuk menulis bahan tambahan, bahan yang harus dikurangi karena tidak pas, atau takaran resep ketika memasak porsi dua kali lipat ataupun separuh penyajian. Catatan ini akan berguna ketika nantinya seseorang membuka-buka buku resep tersebut untuk memasak hidangan bagi orang terkasihnya – dan rasa-rasanya, kalau tidak ditulis, kita mungkin akan kesulitan mengingatnya. (Tentunya, jika Anda merasa keberatan mencoret-coret buku resep Anda, Post-it® Notes adalah cara tepat untuk meninggalkan jejak dan komentar yang Anda inginkan tanpa harus mengubah buku resep Anda secara permanen – ataupun perubahan temporer jika Anda belum yakin penyesuaian takaran resep Anda sudah sesuai.)

Di lain kesempatan, catatan menorehkan kesan yang lebih sentimental – mereka menyiratkan kisah di balik penulisan resep tersebut, perayaan hari jadi ataupun kenaikan jabatan yang melatarinya, atau nama mereka yang menyukai ataupun kurang menyukainya. Tentunya akan sangat berkesan ketika membuka-buka halaman resep masakan lama dan menemukan tulisan tangan ayahanda yang mengenang betapa bencinya Anda pada masakan tertentu ketika berusia lima tahun – ini sangat istimewa mengingatnya kelak, dan seiring waktu, selera Anda telah berubah.

Catatan seperti ini, dan kenangan yang terukir di dalamnya, menjadi bagian dari jati diri dan sejarah keluarga kita. Lagi pula, berbagi hidangan adalah salah satu cara untuk menyatukan orang-orang yang kita sayangi.